Mengenal SINTA Sebagai Indeks Jurnal Ilmiah Di Indonesia
Pernah dengar istilah SINTA? Buat yang sering dengar dosen atau teman ngomongin soal publikasi, pasti nama ini sering muncul. SINTA sebenarnya singkatan dari Science and Technology Index, yaitu sistem yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menilai kinerja penelitian, publikasi ilmiah, dan aktivitas akademik di Indonesia.
Apa Itu SINTA?
SINTA bisa dibilang sebagai “mesin pengukur” seberapa aktif dan produktif seseorang dalam dunia penelitian dan publikasi. Di dalamnya, ada data tentang jurnal ilmiah, artikel, buku, sitasi, hingga profil peneliti dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Sistem ini terintegrasi dengan berbagai portal, seperti Google Scholar dan Garuda, untuk mengumpulkan data publikasi dan sitasi ilmiah.
Jadi, ketika dosen atau peneliti punya akun di SINTA, data publikasinya bisa dilihat langsung, mulai dari artikel di jurnal SINTA, jumlah sitasi, hingga tingkat produktivitas penelitiannya. Nah, bagi kampus, data SINTA ini juga penting banget karena bisa memengaruhi reputasi akademik dan penilaian akreditasi perguruan tinggi.
Kenapa SINTA Penting Bagi Dunia Kampus?
SINTA bukan sekadar platform data, tapi juga alat ukur untuk menilai kinerja akademisi. Bagi dosen, skor SINTA sering jadi salah satu syarat kenaikan jabatan fungsional, seperti naik dari asisten ahli ke lektor, atau dari lektor ke lektor kepala.
Bagi mahasiswa pascasarjana, terutama yang sedang menulis tesis atau disertasi, SINTA bisa jadi sumber referensi terpercaya. Melalui SINTA, mahasiswa bisa menemukan jurnal ilmiah terakreditasi untuk dijadikan bahan rujukan. Jadi, bukan cuma dosen yang diuntungkan, tapi juga mahasiswa yang ingin belajar bagaimana sistem publikasi ilmiah bekerja di Indonesia.
Cara Kerja Sistem SINTA
Secara sederhana, SINTA mengumpulkan data dari berbagai sumber publikasi ilmiah. Misalnya, jurnal yang sudah terakreditasi oleh ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) akan otomatis masuk ke database SINTA. Setiap jurnal punya peringkat yang disebut SINTA 1 sampai SINTA 6, tergantung dari hasil evaluasi kualitasnya.
- SINTA 1 dan SINTA 2: termasuk kategori jurnal terbaik dengan kualitas tinggi dan pengelolaan profesional.
- SINTA 3 dan SINTA 4: jurnal menengah yang masih cukup baik dan banyak digunakan di kalangan akademisi.
- SINTA 5 dan SINTA 6: jurnal yang baru terakreditasi dan masih dalam tahap pengembangan kualitas.
Nah, peringkat ini membantu peneliti dan kampus untuk menilai kualitas publikasi. Misalnya, publikasi di jurnal SINTA 1 tentu punya bobot lebih tinggi dibanding jurnal SINTA 5. Ini juga sering jadi pertimbangan dalam seleksi hibah penelitian atau penilaian kinerja dosen.
Hubungan Antara SINTA, ARJUNA, dan SCOPUS
Banyak yang sering bingung, apa bedanya SINTA dengan SCOPUS? Padahal keduanya sama-sama platform indeksasi jurnal, tapi skalanya beda. SINTA bersifat nasional dan dikelola oleh pemerintah Indonesia, sedangkan SCOPUS adalah indeksasi internasional yang mencakup jurnal dari seluruh dunia.
Nah, di bawah SINTA ada yang namanya ARJUNA — singkatan dari Akreditasi Jurnal Nasional. ARJUNA bertugas melakukan penilaian akreditasi terhadap jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia. Hasil dari ARJUNA inilah yang kemudian masuk ke sistem SINTA untuk menentukan peringkat jurnal.
Jadi, kalau sebuah jurnal sudah terakreditasi ARJUNA, artinya jurnal itu resmi diakui dan tercatat di SINTA. Sedangkan kalau jurnal tersebut juga berhasil masuk ke SCOPUS, maka reputasinya bisa dibilang sudah di level internasional.
Manfaat SINTA Bagi Dosen dan Peneliti
SINTA mempermudah dosen, peneliti, dan kampus dalam mengelola data publikasi. Dosen bisa melihat performa risetnya dari skor SINTA, jumlah sitasi, serta kolaborasi yang dilakukan. Kampus juga bisa memanfaatkan data SINTA untuk mengukur kinerja lembaganya dan menentukan strategi peningkatan publikasi.
Selain itu, banyak program hibah penelitian dan kompetisi akademik yang mensyaratkan data SINTA. Misalnya, untuk mengikuti hibah riset dari Kemendikbudristek, peneliti wajib memiliki akun SINTA dan mengunggah publikasinya di jurnal terakreditasi.
Dengan cara ini, SINTA membantu menjaga transparansi dan keadilan dalam dunia penelitian. Setiap peneliti bisa menunjukkan hasil karyanya dengan bukti yang terukur, bukan hanya klaim.
Cara Membuat Akun dan Melihat Skor di SINTA
Buat yang penasaran gimana caranya gabung ke SINTA, langkahnya cukup mudah. Pertama, kunjungi situs resmi sinta.kemdikbud.go.id. Di sana ada pilihan untuk mendaftar sebagai peneliti atau dosen. Cukup login menggunakan akun Google Scholar dan Garuda, lalu isi data diri lengkap.
Setelah terverifikasi, profil akan muncul di database SINTA lengkap dengan skor dan statistik publikasi. Semakin banyak artikel yang terbit di jurnal bereputasi dan banyak disitasi, skor SINTA akan meningkat.
Skor ini sering dijadikan acuan untuk berbagai hal, mulai dari penilaian kinerja dosen, seleksi beasiswa penelitian, hingga evaluasi kampus. Jadi penting banget untuk menjaga konsistensi publikasi di jurnal yang terindeks resmi.
SINTA dan Masa Depan Publikasi Ilmiah di Indonesia
SINTA bisa dibilang langkah besar pemerintah dalam membangun ekosistem riset yang sehat dan transparan. Dengan sistem ini, karya ilmiah dari peneliti Indonesia jadi lebih mudah dilacak, dinilai, dan diapresiasi.
Banyak kampus yang kini mulai mendorong dosennya untuk aktif mempublikasikan penelitian, tidak hanya demi skor SINTA, tapi juga demi kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan. Mahasiswa pun bisa belajar sejak dini bagaimana menulis artikel ilmiah dan mengenal proses publikasi yang benar.
Melalui SINTA, dunia pendidikan tinggi di Indonesia bergerak menuju sistem yang lebih terbuka dan berbasis data. Setiap karya ilmiah punya tempat dan nilai yang jelas. Semua itu jadi fondasi penting untuk meningkatkan reputasi akademik Indonesia di mata dunia.
Posting Komentar untuk "Mengenal SINTA Sebagai Indeks Jurnal Ilmiah Di Indonesia"